Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

HIV / AIDS PEMBUNUH GENERASI BANGSA !!

Sekali virus HIV/AIDS masuk ke dalam tubuh maka hancurlah seluruh kekebalan tubuh manusia, bahkan menghadapi virus yang paling sering ditemui seperti influenza penderita HIV sudah sangat menderita. Setiap hari kita berhadapan dengan beribu macam virus yang berterbangan tak nampak disekitar kita, bahkan kita menghirupnya dalam udara berpolusi tinggi seperti Jakarta. Maka bisa dibayangkan betapa menderitanya mereka yang terkena virus HIV, ketahanan hidupnya bisa amat sangat pendek. Sama seperti lonceng kematian yang tinggal menghitung hari bagi para ibu dan bayi yang terinfeksi virus HIV tanpa sengaja. Sama saja artinya Indonesia menghadapi generasi yang sebentar lagi menghilang mengingat kebanyakan yang menjadi korban adalah kaum muda, perempuan dan anak-anak. (RA)
Jumlah penderita HIV/AIDS di Jakarta saat ini mencapai 4.288 orang. Jumlah ini naik dibanding tahun lalu, yang hanya 2.849 orang. “Angka ini paling tinggi secara nasional,” kata juru bicara Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Tini Suryanti, kemarin.
Jumlah itu, menurut Tini, berdasarkan jumlah kasus yang tercatat di institusi kesehatan. “Sedangkan yang tidak terdeteksi bisa 100 kali lebih banyak,” katanya. Hal ini karena HIV/AIDS memiliki dampak sosial yang menyebabkan penderitanya takut dikucilkan oleh masyarakat.
Jakarta Barat menjadi wilayah yang memiliki penderita HIV/AIDS paling banyak. Faktor itu antara lain dipengaruhi oleh banyaknya tempat hiburan di sana.
Untuk mendeteksi jumlah penderita HIV/AIDS, Dinas Kesehatan menerapkan Xero Survey terhadap pekerja seks. Sebab, para pekerja seks inilah yang rawan tertular dan menularkan penyakit ini. Sayang, survei ini tidak bisa dilakukan secara optimal. “Sekarang pekerja seks menyebar. Kalau dulu ada lokalisasi-lokalisa si sehingga lebih mudah dideteksi,” ujarnya.
Untuk kepentingan survei itu, Dinas Kesehatan harus bisa bekerja sama dengan Dinas Sosial. Sebab, Dinas Sosiallah yang kerap menertibkan dan merazia pekerja seks. “Pengambilan sampel darah dilakukan saat ada penertiban pekerja seks itu,” katanya.
Peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS juga terjadi di Bogor. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, angka kematian penderita HIV/AIDS hingga Oktober 2008 mencapai 50 orang. Angka ini menempatkan Bogor sebagai rawan HIV/AIDS tertinggi ketiga di Jawa Barat, setelah Bandung dan Bekasi.
“Tujuh puluh persen penderita terinfeksi lewat jarum suntik,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Dr Triwanda Elan.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Barat Ida Bagus Nyoman Banjar setuju dengan pendapat itu. Berdasarkan hasil survei, dari 175 orang pengguna narkoba jarum suntik, 126 orang positif. Berarti 72 persen pengguna narkoba positif terkena HIV/AIDS. Ranking kedua, waria. Dari 100 waria yang disurvei, 20 orang positif terkena HIV.
Menurut Ida Bagus, saat ini pemerintah tengah mensosialisasi Program Metadon Substituti untuk meminimalisasi penularan HIV/AIDS lewat jarum suntik. Program ini menawarkan pemakaian narkoba yang berbeda dari narkoba suntik menjadi narkoba minum. “Di Jakarta Barat, sudah ada terapi ini di Cengkareng dan Tambora,” kata Ida Bagus. Rencananya, pemerintah juga akan membuka tempat terapi serupa di Grogol Petamburan.
Perubahan perilaku dari suntik menjadi oral bisa dijadikan alternatif terapi penyembuhan. “Kalau dengan minum, pemakai bisa bertahan beberapa hari lebih lama dari suntik,” katanya. Sehingga pengobatan ini bisa dilakukan dalam jangka panjang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar